Indonesia Berdarah : Penipuan Pemilu Dan Kuasa Islamis.

Oleh : Abdul Muein Abadi

INDONESIA BERDARAH: PENIPUAN PEMILU & KUASA ISLAMIS


1. Bumi Jakarta menjadi saksi ribuan rakyat Indonesia turun ke jalan raya membantah proses Pemilihan Umum (Pemilu) yang menyaksikan timbunan tuduhan penipuan dilaporkan di seluruh negara majoriti umat Islam yang terbesar di dunia itu. Enam orang dilaporkan meninggal dunia susulan pertembungan dengan pihak berkuasa setakat ini manakala lebih 200 yang lain pula cedera.


2. Keputusan yang anehnya diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada tengah malam 21 Mei menyaksikan tampuk pemerintahan negara yang terbesar di Asia Tenggara itu kekal diterajui penyandang Joko Widodo – mengalahkan pencabar Prabowo Subianto yang turut didukung Ustaz Abdul Somad, Daie Sejuta Umat.

3. Jokowi diumumkan menerima sebanyak 85.6 juta undi (55.5%) manakala Prabowo pula menerima 68.6 juta undi (44.5%).

4. Jokowi menang di 21 Provinsi iaitu Sumatera Utara (52.32%), Lampung (59.3%), Bangka Belitung (63.2%), Kepulauan Riau (54.2%), DKI Jakarta (51.68%), Jawa Tengah (77.29%), Yogyakarta (69%), Jawa Timur (65.79%), Bali (91.68%), Nusa Tenggara Timur (88.57%), Kalimantan Barat (57.51%), Kalimantan Tengah (60.7%), Kalimantan Timur (55.7%), Kalimantan Utara (70%), Sulawesi Utara (77.2%), Gorontalo (51.7%), Sulawesi Barat (64.33%), Sulawesi Tengah (56.41%), Maluku (60.4%), Papua (90.66%), dan Papua Barat (79.82%).

5. Prabowo pula menang di 13 Provinsi iaitu Aceh (85.59%), Sumatera Barat (85.92%), Riau (61.27%), Sumatera Selatan (59.44%), Jawa Barat (59.93%), Nusa Tenggara Barat (67.89%), Kalimantan Selatan (64.09%), Maluku Utara (52.6%), Banten (61.54%), Jambi (58%), Bengkulu (50.11%), Sulawesi Tenggara (60.25%), dan Sulawesi Selatan (57.02%).

6. Kedua-dua calon Presiden ini pernah berentap dalam Pemilu 2014 di mana masing-masing kini diiringi oleh calon Naib Presiden yang berbeza, Dr. Kiyai Haji Ma’ruf Amin di pihak Jokowi dan Sandiaga Uno di kem Prabowo.

7. Jokowi-Ma’ruf mengetuai Koalisi Indonesia Kerja yang terdiri daripada 10 buah parti: Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDI-P), Golongan Karya (Golkar), Nasional Demokrat (Nasdem), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Partai Bulan Bintang (PBB), dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI).

8. Prabowo-Sandiaga pula mengetuai Koalisi Indonesia Adil Makmur yang disokong 5 buah partai: Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, dan Partai Berkarya.

9. Mengapa bantahan besar-besaran ini meletus? Bukankah pihak yang kalah iaitu Prabowo kini telah memulakan proses mencabar keputusan Pemilu ini di Mahkamah Konstitusi?

10. Jawapannya tidak lain tidak bukan kerana proses Pemilu 2019 kali ini berlangsung dengan sangat bermasalah. Bukan sahaja ratusan (sekitar 272 orang) petugas Pemilu meninggal dunia sepanjang proses berlangsung, bahkan beberapa kontroversi besar yang lain serta pelanggaran peraturan oleh pihak tertentu juga mengakibatkan rasa tidak puas hati yang cukup besar dan mendalam dalam kalangan pihak yang kalah. Daftar Pemilih Tetap (DPT) bermasalah. Daftar Pemilih Tetap-Hasil Penyempurnaan (DPT-HP) bermasalah. Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) menimbulkan persoalan. Daftar Pemilih Khusus (DPK) menimbulkan persoalan. Belum lagi diulas satu persatu kontroversi di Tempat Pemungutan Suara (TPS).

Related Posts